Senin, 20 April 2015

Anjing atau Kucing

Terinspirasi dari kuliah saya hari ini, saya menuliskan kisah berikut.
Pada perayaan ulang tahun pernikahan sepasang suami isteri yang ke-50, anak-anak mereka menyusun acara jalan berdua di sebuah taman bagi sepasang golden-soulmate ini. Sepasang suami isteri ini akhirnya berjalan dengan penuh kemesraan di sebuah taman hijau yang sangat luas nan indah. Tangan mereka bergandengan.

Berjalan beberapa menit, terdengar suara yang tak tahu datangnya dari mana, "Miau...Miau..."

"Sayang, kau dengar itu?" tanya sang isteri kepada suaminya sambil merapatkan badannya.

"Oh, ya, tentu saja. Kenapa?"

"Kau seperti tidak tahu saja, aku kan takut dengan anjing..." kata istrinya dengan setengah nada kecewa.

"Loh, tapi itu kan kucing, sayang?"

"Bukan... Itu anjing," bantah si istri. Lalu mereka melanjutkan berjalan dengan keadaan si isteri merapat ke suami, beraga-jaga kalau anjing itu kembali.

"Miau... Miau... Miau..." suara misterius itu makin terdengar jelas.

"Tuh, kan, betul. Itu anjing. Dengar saja suaranya," sahut si isteri.

Si suami menoleh kepada isterinya," Anjing bagaimana? Jelas-jelas dari suaranya, itu suara kucing. Dia mengeong, sayang."

"Bukaaan. Itu suara kucing. Pokoknya itu suara kucing," si isteri menjelaskan, nadanya agak meninggi.

Si suami mulai mengernyitkan dahi, meragukan kebenaran perkataan si isteri. Bahasa nonverbalnya ini ditangkap oleh si isteri. Ya, walaupun ia tidak berkata-kata, tetapi jelas si isteri menangkap si suami tidak mengakui bahwa ia berkata benar. Lalu mereka melanjutkan berjalan lagi. Keduanya berada pada mode tidak senang hati.

"Miau...Miau...Miau..." saura tersebut makin jelas terdengar.

"Coba deh denger baik-baik, Yang barusan itu suara kucing, istriku... Kucing, K-U-C-I-N-G, sayaaaaang."

Kali ini si isteri mulai jengkel. "Bukan! Pokoknya itu bukan kucing! Itu anjing!" katanya sembari melepas gandengan tangannya walaupun ia takut dengan anjing.

"Tapi jelas-jelas, anjing itu menggonggong. Lah, yang barusan itu suara kucing yang mengeong," si suami tak kalah jengkelnya.

"Miau...Miau...Miau..."

Kali ini si isteri makin ketakutan mendengar suara itu. Berhubung ia masih jengkel, ia peluk dirinya erat-erat. Ditatapnya balik suaminya yang memandanginya dengan mata yang seolah-olah bertanya: masih mau bilang itu suara kucing?

"Pokoknya itu suara anjing. Itu-suara-anjing," kata si isteri sambil menekankan satu per satu kata dari kalimat terakhir.

"Kucing," si suami capek berkata-kata.

"Anjing!" kata isteri.

"Kucing!"

"Pokoknya anjing!"

"Kucing!!!"

Keduanya berdebat anjing dan kucing sampai sama-sama jengkel. Akhirnya si isteri buang muka dan tidak menjawab lagi. Mereka berjalan penuh keheningan dan kejengkelan dalam hati, di hari ulang tahun pernikahan mereka. Sesekali si suami menoleh ke arah isterinya, tapi si isteri selalu mengalihkan pandangan. Suara miau-miau itu masih terdengar sesekali. Tak selang beberapa menit, terdengar isakan tangis dan sesunggukan sang isteri. Si suami yang sejak tadi tidak bisa memperhatikan wajah isterinya baru menyadari kalau si isteri menangis.

"Maaf ya. Itu memang suara anjing. Maafkan aku, isteriku," kata si suami sambil merangkul isterinya yang tampak sekali ketakutan.

Si isteri masih sesunggukan, tapi perlahan-lahan agak memudar.

"Maafkan aku juga yang cepat sekali marah," kata si isteri.

Akhirnya mereka berjalan dengan kebahagiaan. Mereke berjalan makin mesra. Yang terpenting bukanlah persoalan apakah itu anjing atau kucing. Yang terpenting adalah mereka bisa menjalani hari itu dengan baik. Minta maaf itu bukan tentang siapa yang benar atau siapa yang salah, tetapi tentang siapa yang lebih menghargai kualitas suatu hubungan. Barangkali suara itu adalah suara anjing yang dimutasikan dengan kucing, atau kucing yang bermutasi dengan anjing.

Sabtu, 18 April 2015

Hadiah dari Teman

Saya seorang penerjemah.
Bukan penerjemah seperti ada orang asing menjadi pembicara dalam suatu acara kemudian saya berdiri dengan mikrofon dan menyuarakan bahasanya menjadi bahasa Indonesia kepada ratusan pendengar lain.
No, I'm not that kind of translator. May be haven't yet.

Bukan juga penerjemah seperti ada orang asing datang ke suatu perusahaan dan tidak bisa berbahasa Indonesia, lalu saya menafsirkan pesannya tentang mesin, proses kerja atau daya yang dihabiskannya. No, I'm not that kind of translator too. May be haven't yet.

Penerjemah yang saya maksudkan di sini adalah penerjemah seperti ini.
Ketika ada orang yang tidak bisa berbahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, Jerman, Korea, Jepang, Prancis, dsb dan saya berada pada posisi mengetahui bahasa-bahasa itu, ketika itulah aura penerjemah saya keluar. Bukan yang levelnya advance memang, tetapi cukup untuk mengajak berkenalan, menanyakan kabar dan barangkali berbicara sehari-hari yang mengundang tawa dengan segenap bahasa tubuh dan bahasa hati. Seringkali ketika ada orang yang menemukan orang yang bisa berbahasa sama dengan mereka, orang itu merasa lebih gembira. Dan kenyataan melihat senyum gembira dan mata ceria merekalah yang membuat saya selalu dan akan selalu termotivasi untuk terus mempelajari bahasa mereka.

Nah, suatu hari, teman saya yang orang Indonesia tapi lebih lancar bahasa Inggrisnya bertanya, "Pernahkan mereka memberikanmu hadiah?"

Bukan hadiah dalam kotak yang dibungkus dengan kertas indah dan diikat dengan pita cantik. Bukan, bukan hadiah semacam itu. Tetapi, adakah hadiah-hadiah yang lebih berharga dari hadiah seperti di bawah ini?
Duduk manis di bawah pohon kelapa di tepi kolam atau mendengarkan lagu di mobil sambil mendapatkan pengetahuan bagaimana cara orang mereka biasanya makan buah tertentu dan di saat apa, apa yang orang mereka lakukan sehabis makan, seberapa penting kata A dalam bahasa mereka, bagaimana mereka hidup di negara mereka mulai dari kecil dan sampai bisa terdampar di Indonesia dan menjadi jatuh cinta dengannya, bagaimana cara mereka menghabiskan minuman tertentu pada saat tertentu, bagaimana orang mereka akan bereaksi ketika Anda mengatakan hal B, alasan mengapa potongan rambut orang mereka rata-rata seperti itu, bagaimana cara mereka memainkan hompimpa ala negara mereka dan bagaiman mereka bermain sebelum era digital, bagaimana mereka hidup di negara dengan musim seperti itu, bagaimana pandangan mereka tentang negara Indonesia, dan mungkin akan bertambah semakin banyak lagi seiring saya bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang,

Hal-hal tersebut adalah salah satu memori paling indah dalam hidup saya dan karenanya saya akan terus belajar bahasa asing.

I want to be that kind of translator.

Jadilah Amatir

Apa yang terlintas di benak Anda seketika Anda mendengar kata amatir?

Barangkali segelintir dari Anda menyangka amatir adalah tidak hebat, tidak jago, kurang wow, tidak mempesona, jauh dari keren, dan kalimat-kalimat lain semacamnya. Atau barangkali sebagian dari Anda cukup cerdas untuk menelaah arti sesungguhnya dari kata amatir?

Saya sendiri, baru menyadari bahwa selama ini orang menggunakan kata amatir tidak pada tempat dan waktunya. Seringkali ketika seseorang memotret suatu objek dan mendapati gambar yang diambilnya, ia atau orang lain di sekitarnya akan melabeli diri pemotret dengan pernyataan "Pemotret merupakan seorang amatir, belum bisa memotret dengan baik." Atau bukan hanya memotret, hal-hal lain apapun di dunia, ketika seseorang tidak bisa melakukannya dengan cukup baik, maka orang itu akan segera dilabeli atau melabeli diri dengan kata "tidak amatir".

Kata amatir sendiri berasal dari bahasa Prancis yang berarti pecinta/kekasih. Sangatlah baik bagi seseorang untuk menjadi amatir seumur hidupnya. Dengan menjadi amatir, kita menjadi pecinta. Dan apa yang dilakukan oleh orang yang mencintai sesuatu? Ia tidak akan pernah berhenti untuk mempelajari dan mendalami apa yang dicintainya.

Sebuah quotes dari film 500 Days of Summer cocok sekali untuk mewakili penjelasan ini, yang kurang lebih berbunyi seperti ini:
"Sepasang suami isteri tidak akan pernah berhenti mempelajari pasangannya. Ketika mereka berpacaran, mereka seperti belajar tingkat SD, ketika bertunangan mereka seperti naik ke tingkat SMA. Dan ketika mereka menikah, mereka masuk ke perguruan tinggi dan melanjutkan hingga tamat S1 kemudian skripsi, S2 kemudian tesis, S3 kemudian disertasi, dan lalu melakukan penelitian sampai pada akhir hidup mereka."

Oke, paragraf di atas adalah hasil karangan saya berhubung saya tidak berhasil menemukan quotes-nya di internet. Tapi, yang sedang saya berusaha sampaikan di sini adalah manusia yang mencintai apa yang dia lakukan akan selalu memiliki keinginan untuk mengembangkan pengetahuan tentang bidangnya dan belajar terus menerus tentang hal itu. Nah, dialah amatir. 

Sama seperti saya, saya sedang menuju menjadi poliglot dan akan selalu menjadi amatir. Begitu pula dengan Anda. Terus jadikan diri Anda amatir dan dengan begitu Anda akan terus belajar.


Sabtu, 11 April 2015

Cara Menentukan Belajar Bahasa yang Cocok dengan Anda (bagian 2)

Kalau kemarin kita sudah membahas mengenai bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin, kali ini kita akan meneropong dari kacamata yang berbeda.

4. Bahasa Prancis
Bahasa ini, menurut saya, unik. Bahasa Prancis dikenal sebagai bahasa paling romantis di dunia. Selain itu, lebih dari 260 juta orang berbicara bahasa Prancis di 5 benua. Yang menjadi tantangan dalam mempelajari bahasa ini adalah berubahnya pelafalan ketika huruf vokal bertemu huruf m atau n. Belajar bahasa Prancis juga mempermudah Anda belajar bahasa lain, terutama bahasa latin seperti bahasa Spanyol, Italia, Portugal, dan Rumania. Dan tahukah Anda? Bahasa Prancis merupakan bahasa pariwisata dunia.
Kalau Anda hobi memalsukan suara, bahasa ini bisa menjadi pertimbangan bahasa untuk dipelajari.

5. Bahasa Jepang
Poin ini juga merupakan salah satu poin favorit saya.. Adanya huruf-huruf kecil nan imut sangat memesonakan hati saya. Kalau Anda hobi menulis, hobi menggambar, bahasa ini sangat saya rekomendasikan. Setiap kali saya menulis hurufnya, saya merasa seperti menggambar. Ada kebahagiaan tersendiri saat memperhitungkan goresan apa ditulis pada ketinggian berapa dan pada jarak berapa dari goresan sebelumnya. Dari segi pelafalan, bahasa ini terbilang mudah, tidak memiliki nada dan diucapkan sesuai dengan apa yang tertulis. Kecuali huruf u yang letaknya di belakang seringkali tidak dibaca. Ditilik dari segi tata bahasa, bahasa ini tidak terbilang sulit.

6. Bahasa Jerman
Bahasa ini bisa dibilang bersaudara dengan bahasa Prancis. Bedanya adalah, dari segi pelafalan, bahasa ini sedikit lebih mudah. Hanya sedikit. Keunikan dari bahasa ini adalah, perpaduan antara huruf-huruf vokal tertentu dibaca dengan cara yang berbeda, tidak seperti yang tertulis. Belajar bahasa Jerman bisa mempermudah Anda belajar bahasa-bahasa asing yang lain. Salah satu hal yang membuat saya tertarik untuk belajar bahasa ini adalah banyaknya pemikir dunia yang dihormati berasal dari negara ini. Bicara soal teknologi, negara ini sukses mengembangkan industri teknologinya.

7. Bahasa Korea
Kalau Anda menguasai bahasa Mandarin, Anda tidak akan mengalami kesulitan berarti dalam mempelajari bahasa ini. Bahasa Korea mengenal huruf vokal dan huruf konsonannya sendiri. Kalau Anda sudah mengingat huruf-huruf itu, perjalanan Anda di dunia tulis menulis tak akan terbilang susah. Ada udang di balik bakwan. Ada alasan dibalik orang belajar bahasa Korea, bukan sebatas ingin menononton drama Korea tanpa subtitle. Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak orang Indonesia yang belajar ataupun bekerja di Korea. Bukan hanya itu, sudah ada banyak orang Korea yang menetap di Indonesia, perjumpaan dengan mereka bukan sesuatu yang jarang.

8. Bahasa Arab
Kalau Anda bukan Muslim, jangan jadikan alasan untuk tidak belajar bahasa ini. Bahasa Arab menurut saya, hurufnya, cukup membuat mata keriting. Tapi tak sedikit dari mereka yang sudah memiliki hubungan khusus dengan bahasa ini bisa dengan mudah menulis kaligrafinya. Dan saya yakin, ada dari mereka yang sangat menyukai kaligrafi Arab sama seperti saya mencintai kaligrafi China. Ditilik dari segi prospek kerjanya, bahasa ini cocok untuk transaksi minyak. Negara Dubai dan beberapa negara penghasil minyak lainnya, menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi. Untuk itulah bahasa ini menjadi cukup diminati.

Kamis, 09 April 2015

Cara Menentukan Belajar Bahasa yang Cocok dengan Anda (bagian 1)

We can not not communicate. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Bahkan ketika seseorang berdiam diri sekalipun, ia mengomunikasikan banyak sekali pesan. Setiap hari, tak terhitung jumlahnya, ada 99 dikali 10 pangkat X tak hingga jumlah kata yang terucapkan oleh triliunan orang di dunia dalam berbagai macam bahasa. Sekarang, Anda dihadapkan pada pilihan untuk memilih satu dari mereka. Bagaimana cara menentukannya? Berikut, saya selaku admin perpetual learning yang sangat mencintai bahasa, akan menelusurnya bagi Anda. Tenang, artikel di bawah ini dikupas dengan gaya penulisan yang ringan dan santai.

1. Bahasa Indonesia
Kita orang Indonesia, bahasa Indonesia sudah jelas menjadi makanan sehari-hari kita. Bahkan, walaupun saya sudah menduduki bangku kuliah, nilai bahasa Indonesia saya pun bisa saja lebih rendah daripada nilai mata kuliah-mata kuliah yang lain. Maka itulah, bahasa ini penting untuk dipelajari. Bahasa Indonesia memungkinkan kita berkomunikasi di negara tempat kita tinggal ini. Bahasa ini merupakan modal yang sangat krusial untuk dipelajari oleh orang Indonesia.

2. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris merupakan bahasa paling populer di dunia dan paling banyak diadopsi sebagai bahasa resmi di dunia dan organisasi internasional. Hanpir semua negara menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa nasionalnya masing-masing. Bahkan di Indonesia sendiri, saya menjumpai orang tua yang berbicara pada anaknya menggunakan bahasa Inggris. Sering, tak sedikit dari mereka yang tidak mengerti bahasa Indonesia. Di situ kadang saya merasa sedih. Intinya, bahasa ini sudah sangat merajalela. Kalau Anda ingin belajar bahasa lain, belajar bahasa ini cukup sampai pada memahami bahasa sehari-hari, menurut saya, it's okay.

3. Bahasa Mandarin
Ini topik favorit saya. Bagaimana tidak? Saya gurunya! Oke, saya akan berusaha seobjektif mungkin dalam memberikan pendapat. Menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sudah menjadi fenomena yang mainstream banget bagi pelamar kerja Indonesia. Kurikulum di sekolah-sekolah pun sudah banyak dikemas mengikutsertakan bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin merupakan bahasa dengan penutur terbanyak di dunia. Ya, penduduknya yang hampir mencapai 1,4 milyar jiwa diwajibkan berbahasa Mandarin. Belum lagi para imigran China yang dengan setia menggunakan bahasa ini. Menurut prediksi saya(hak Anda untuk percaya atau tidak), bahasa ini akan berkembang dan mendunia sama seperti bahasa Inggris. Setiap kali berjalan-jalan, entah itu ke pusat pembalanjaan atau tempat wisata, kalimat "Made in China" hampir tak bisa luput dari penemuan. Negara China sendiri telah menjadi negara bisnis super raksasa. Kemampuannya dalam menduplikasikan produk menjadikan negara China sebagai  negara yang paling berpengaruh dalam dunia.
Adapun pertimbangan untuk mempelajari bahasa ini adalah, dibutuhkan niat yang sunguh-sungguh. Jangan menyerah melihat huruf-hurufnya yang terkenal arsitektur, begitu banyak detail. Nanti ketika Anda sudah berada dalam bahasa ini, Anda akan tahu kalau setiap goresan itu memiliki makna yang tersembunyi. Beberapa bentuk juga memiliki cerita sendiri untuk mudah diingat.
Bahasa ini sangat memperhatikan tinggi rendah nada, mirip dengan menyanyi. Kalau Anda mencintai dunia musik atau menggambar, mungkin bahasa Mandarin bisa menjadi salah satu bahasa yang cukup menantang untuk dipelajari.

Rabu, 08 April 2015

Manfaat Belajar Bahasa

Sebagian dari Anda mungkin bercita-cita sebagai poliglot?
Sebagian dari Anda mungkin merasakan hubungan khusus saat berinteraksi dengan bahasa?

Belajar bahasa mempunyai banyak sekali manfaat untuk kita.Yang saya maksudkan dengan belajar bahasa di sini adalah segala jenis bahasa, bahasa asing maupun bahasa daerah.

Belajar bahasa sendiri merupakan sesuatu yang tiada habisnya. Untuk itulah saya namai blog ini Perpetual Learning. Ada 6.912 bahasa di dunia, itu belum termasuk bahasa daerah di tiap wilayah. Nah, bayangkan berapa banyak jumlah bahasa ditambah bahasa daerah? Belum lagi setiap hari ada bahasa baru yang muncul dan ada yanga punah. Bayangkan amoeba yang terus membelah tiada henti...

Oke, kalau dibayangkan untuk mempelajari seluruh bahasa itu rasanya tidak ada habisnya. Ada banyak bin berlimpah bin ruah bin dahsyat bin tak terhitung dan bin bin yang lain. Saya tidak meminta Anda untuk belajar semuanya, bahkan saya sendiri pun, saya akui saya tak sanggup. Tapi, kalau diminta untuk mengucapkan secara lancar percakapan sehari-hari bahasa yang sering dipakai, saya yakin seyakin-yakinnya, sama seperti saya, Anda pasti bisa.

Manfaat belajar bahasa yang menjadi favorit saya adalah memungkinkan kita menjadi dekat dengan setiap orang. Ketika kita berjumpa dengan orang yang menguasai bahasa yang juga kita kuasai, kita seperti merasa bertemu dengan 'teman'. Ada kesenangan tersendiri yang sulit dideskripsikan. Entah itu perasaan bangga atau merasa satu keluarga, satu nenek moyang. Manfaat belajar bahasa yang lain adalah melatih otak. Dengan sering melatih otak, kita menjadi lebih piawai memposisikan folder pesan di otak. Belajar bahasa juga mencegah penyakit Alzheimer(kepikunan) karena kita terus melatih otak kita untuk berpikir. Itu adalah dua buah manfaat belajar bahasa yang menurut saya merupakan garis besarnya. Kedua manfaat itu, kalau dibedah-bedah lagi, bisa melahirkan banyak sekali manfaat belajar bahasa lainnya.

Selanjutnya, giliran Anda menemukan manfaat belajar bahasa bagi Anda.


Senin, 06 April 2015

Perpetual Learning

Apa ini dan untuk apa blog ini dibuat?

Seorang teman yang mencintai menulis menyadarkan saya bahwa menulis itu indah. Berbagi itu indah, karena dengan berbagi, kita bisa memberikan orang lain sesuatu yang bernilai yang mungkin tak bisa didapatkannya dari orang lain. Untuk itulah saya menulis blog ini, untuk berbagi cerita dan cara cepat dan mudah saya dalam menguasai bahasa asing. 

Kata perpetual (/pəˈpetʃ.u.əl/) pada blog ini berarti continuing all the time without changing or stopping. Atau dalam arti bahasa Indonesianya adalah terus berkelanjutan sepanjang waktu tanpa berhenti atau berubah. Arti yang bagus, bukan? Hidup adalah suatu proses pembelajaran tanpa henti. Setiap hari, setiap waktu, setiap detik dalam hidup kita, kita selalu dan akan selalu belajar.

Melalu blog ini, saya mengajak segenap pembaca untuk terus belajar, lebih-lebih belajar bahasa. Berkesempatan berteman dengan orang-orang dari berbagai macam garis lintang dan garis bujur, bukan hanya dari Sabang sampai Merauke, namun juga dari Benua Amerika sampai pada Benua Asia, membuat saya berinteraksi langsung dengan orang-orang itu. Suatu kebahagiaan tersendiri bisa belajar banyak bahasa. Suatu kebahagiaan juga bisa belajar budaya mereka. Ada pelajaran berharga yang bisa didapatkan dan itu adaah salah satu hadiah istimewa. Itulah indahnya belajar dan mungkin itu hanya sebagian kecil saja dari apa yang mungkin bisa didapatkan. Jadilah perpetual learner, perkayalah diri Anda dengan sebanyak apapun informasi yang bisa Anda dapatkan.